Sebelum berbicara lebih panjang dan lebar mengenai seluk beluk dan ajaran sufi atau materi tasawuf, terlebih dahulu kita kaji mengenai pengertian atau makna dan definisi tasawuf, terutama makna atau pengertian yang telah dikemukakan oleh para Tokoh sufi dan para pakar tasawuf itu sendiri. Penjelasan para pakar ini sangat penting sekali mengingat mereka yang dianggap paling tau mengenai makna serta tujuan sufi ini. Sebab bila tidak berpijak pada ahlinya dikhawatirkan akan terjadi pemutar balik arti, penyimpangan tujuan dan ada maksud-maksud tertentu yang kurang dibenarkan.
Penjabaran mengenai makna dan istilah sufi atau tasawuf adalah sangat penting karena nama adalah merupakan wajah dimana dengan nama tersebut seseorang akan bisa membayangkan, mengira-ngira dan melihat bagaimana bentuk dan sifat-sifat seorang. Walaupun penilaian semacam itu adalah nisbi, relatif, namun kadang kala hal itu dilakukan pula. Meski tidak jarang juga nama itu tidak mencermikan isinya, tidak jarang juga berbalik 360 derajat. Tapi buat sesuatu yang baik, nama akan banyak pula mempengaruhinya.
Makna dan Hakikat Ilmu Tasawuf.
Dalam menjelaskan makna dan definisi kata sufi atau tasawuf ini, para ahli memberikan penjelasan secara beragam dan beraneka macam pengertian . Hal ini wajar mengingat menjawab pertanyaan atau memberikan jawaban yang definitif tidaklah muda sebagaimana menjawab sesuatu yang positif. Banyak segi yang ditatap dan kadang jawabannya hanya melihat dari salah satu segi saja, sehingga memungkinkan penjelasan itu kurang akurat. Jawaban permasalahan definitif memungkinkan hanya dari aspek yang dianut atau yang diapresiasikannya kurang lengkap. Tapi bukannya jawaban dari permasalahan banyak gambaran definitif tidak bisa memberikan gambaran yang jelas, hanya gambaran yang bisa diberikan banyak yang diberikan dari beberapa penjawabnya, yang masing-masing bila disatukan bisa mendekati kesempurnaan realitas.
Pendapat berbeda-beda dan beragam yang telah dikemukakan oleh para pakar tasawuf itu dilatar belakangi dari asal pengkajian dan sudut pandang yang beraneka ragam saja, namun pada hakikatnya adalah satu tujuan. Yaitu menjelaskan makna dan tujuan tasawuf secara benar dan mudah difahami oleh pengikutnya. Keterangan atau penjelasan yang beraneka ragam itu diantaranya dikemukakakn oleh Prof Dr. H. Abu Bakar Aceh yang mengatakan bahwa: "Pada hakikatnya tasawuf itu dapat diartikan mencari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani".
Menurut Syaikh Ahmad bin Muhammad Zaid bin Mushthafa Al Fathani dalam bukunya "Hadiqatul Azhar" bahwa arti tasawuf ialah memakai shuf, artinya bulu. Karena pada zaman dahulu orang-orang yang memasuki tasawuf pada umumnya mereka memakai baju atau pakaian yang terbuat dari bulu (wol). Mereka tidak mau menyerupai kebanyakan orang yang selalu bermegah-megah dengan pakaian yang serba indah. Mereka merasa cukup berpakaian yang terbuat dari shuf (bulu) itu sekedar untuk menutupi auratnya. Sebagian ahli hakikat ada yang mengatakan, bahwa arti tasawuf ialah berakhlak mulia dengan segala perangai athaifatush shufiyah dan bertawasul dengan segala sifat mereka, sehingga mempererat hubungan sesama mereka dan mereka dekat dengan Allah.
Ada yang berkata bahwa tasawuf dapat diartikan: "Berpegang dengan kafaqiran, iftiqar (merendahkan diri) dan tahqiq dengan kehinaan dan itsar, meninggalkan apa yang menghalangi dan ikhtiar". Dengan kata lain: "Berpegang teguh dengan kefaqiran membuktikan kesanggupan berkurban dan meniadakan diri, meninggalkan banyak kepentingan dan banyak pilihan". Para pakar tasawuf lainnya ada juga yang berpendapat bahwa mereka dinamakan shufiyah, karena mereka berada didalam barisan pertama dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dengan kemauan yang tinggi dan hati mereka yang terpusat kepadaNya. Ada pula yang mengatakan, bahwa seorang sufi adalah yang telah menjadi murni pergaulannya semata-mata karena Allah dan orang yang mendapatkan kemuliaan khusus dari Allah.
Sebenarnya masih banyak lagi pendapat dan keterangan dari para ahli tasawuf mengenai makna dan definisinya. Dari beberapa pendapat tersebut bila ditarik kesimpulan adalah bahwa tasawuf adalah suatu jalan untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah untuk mencari keridloanNya dengan meninggalkan kepentingan nafsu kediriaanya dan menghapus nafsu tercela dengan bimbingan cahaya-cahaya dan pengetahuan.
(Refrensi: Risalah memahami ilmu tasawuf karya Ust. Drs. M. Saifullah Al Aziz)
Penjabaran mengenai makna dan istilah sufi atau tasawuf adalah sangat penting karena nama adalah merupakan wajah dimana dengan nama tersebut seseorang akan bisa membayangkan, mengira-ngira dan melihat bagaimana bentuk dan sifat-sifat seorang. Walaupun penilaian semacam itu adalah nisbi, relatif, namun kadang kala hal itu dilakukan pula. Meski tidak jarang juga nama itu tidak mencermikan isinya, tidak jarang juga berbalik 360 derajat. Tapi buat sesuatu yang baik, nama akan banyak pula mempengaruhinya.
Makna dan Hakikat Ilmu Tasawuf.
Dalam menjelaskan makna dan definisi kata sufi atau tasawuf ini, para ahli memberikan penjelasan secara beragam dan beraneka macam pengertian . Hal ini wajar mengingat menjawab pertanyaan atau memberikan jawaban yang definitif tidaklah muda sebagaimana menjawab sesuatu yang positif. Banyak segi yang ditatap dan kadang jawabannya hanya melihat dari salah satu segi saja, sehingga memungkinkan penjelasan itu kurang akurat. Jawaban permasalahan definitif memungkinkan hanya dari aspek yang dianut atau yang diapresiasikannya kurang lengkap. Tapi bukannya jawaban dari permasalahan banyak gambaran definitif tidak bisa memberikan gambaran yang jelas, hanya gambaran yang bisa diberikan banyak yang diberikan dari beberapa penjawabnya, yang masing-masing bila disatukan bisa mendekati kesempurnaan realitas.
Pendapat berbeda-beda dan beragam yang telah dikemukakan oleh para pakar tasawuf itu dilatar belakangi dari asal pengkajian dan sudut pandang yang beraneka ragam saja, namun pada hakikatnya adalah satu tujuan. Yaitu menjelaskan makna dan tujuan tasawuf secara benar dan mudah difahami oleh pengikutnya. Keterangan atau penjelasan yang beraneka ragam itu diantaranya dikemukakakn oleh Prof Dr. H. Abu Bakar Aceh yang mengatakan bahwa: "Pada hakikatnya tasawuf itu dapat diartikan mencari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani".
Menurut Syaikh Ahmad bin Muhammad Zaid bin Mushthafa Al Fathani dalam bukunya "Hadiqatul Azhar" bahwa arti tasawuf ialah memakai shuf, artinya bulu. Karena pada zaman dahulu orang-orang yang memasuki tasawuf pada umumnya mereka memakai baju atau pakaian yang terbuat dari bulu (wol). Mereka tidak mau menyerupai kebanyakan orang yang selalu bermegah-megah dengan pakaian yang serba indah. Mereka merasa cukup berpakaian yang terbuat dari shuf (bulu) itu sekedar untuk menutupi auratnya. Sebagian ahli hakikat ada yang mengatakan, bahwa arti tasawuf ialah berakhlak mulia dengan segala perangai athaifatush shufiyah dan bertawasul dengan segala sifat mereka, sehingga mempererat hubungan sesama mereka dan mereka dekat dengan Allah.
Ada yang berkata bahwa tasawuf dapat diartikan: "Berpegang dengan kafaqiran, iftiqar (merendahkan diri) dan tahqiq dengan kehinaan dan itsar, meninggalkan apa yang menghalangi dan ikhtiar". Dengan kata lain: "Berpegang teguh dengan kefaqiran membuktikan kesanggupan berkurban dan meniadakan diri, meninggalkan banyak kepentingan dan banyak pilihan". Para pakar tasawuf lainnya ada juga yang berpendapat bahwa mereka dinamakan shufiyah, karena mereka berada didalam barisan pertama dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dengan kemauan yang tinggi dan hati mereka yang terpusat kepadaNya. Ada pula yang mengatakan, bahwa seorang sufi adalah yang telah menjadi murni pergaulannya semata-mata karena Allah dan orang yang mendapatkan kemuliaan khusus dari Allah.
Sebenarnya masih banyak lagi pendapat dan keterangan dari para ahli tasawuf mengenai makna dan definisinya. Dari beberapa pendapat tersebut bila ditarik kesimpulan adalah bahwa tasawuf adalah suatu jalan untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah untuk mencari keridloanNya dengan meninggalkan kepentingan nafsu kediriaanya dan menghapus nafsu tercela dengan bimbingan cahaya-cahaya dan pengetahuan.
(Refrensi: Risalah memahami ilmu tasawuf karya Ust. Drs. M. Saifullah Al Aziz)
Pendapat berbeda-beda dan beragam yang telah dikemukakan oleh para pakar tasawuf itu dilatar belakangi dari asal pengkajian dan sudut pandang yang beraneka ragam saja, namun pada hakikatnya adalah satu tujuan. Yaitu menjelaskan makna dan tujuan tasawuf secara benar dan mudah difahami oleh pengikutnya. Keterangan atau penjelasan yang beraneka ragam itu diantaranya dikemukakakn oleh Prof Dr. H. Abu Bakar Aceh yang mengatakan bahwa: "Pada hakikatnya tasawuf itu dapat diartikan mencari jalan untuk memperoleh kecintaan dan kesempurnaan rohani".
Menurut Syaikh Ahmad bin Muhammad Zaid bin Mushthafa Al Fathani dalam bukunya "Hadiqatul Azhar" bahwa arti tasawuf ialah memakai shuf, artinya bulu. Karena pada zaman dahulu orang-orang yang memasuki tasawuf pada umumnya mereka memakai baju atau pakaian yang terbuat dari bulu (wol). Mereka tidak mau menyerupai kebanyakan orang yang selalu bermegah-megah dengan pakaian yang serba indah. Mereka merasa cukup berpakaian yang terbuat dari shuf (bulu) itu sekedar untuk menutupi auratnya. Sebagian ahli hakikat ada yang mengatakan, bahwa arti tasawuf ialah berakhlak mulia dengan segala perangai athaifatush shufiyah dan bertawasul dengan segala sifat mereka, sehingga mempererat hubungan sesama mereka dan mereka dekat dengan Allah.
Ada yang berkata bahwa tasawuf dapat diartikan: "Berpegang dengan kafaqiran, iftiqar (merendahkan diri) dan tahqiq dengan kehinaan dan itsar, meninggalkan apa yang menghalangi dan ikhtiar". Dengan kata lain: "Berpegang teguh dengan kefaqiran membuktikan kesanggupan berkurban dan meniadakan diri, meninggalkan banyak kepentingan dan banyak pilihan". Para pakar tasawuf lainnya ada juga yang berpendapat bahwa mereka dinamakan shufiyah, karena mereka berada didalam barisan pertama dihadapan Allah Azza Wa Jalla, dengan kemauan yang tinggi dan hati mereka yang terpusat kepadaNya. Ada pula yang mengatakan, bahwa seorang sufi adalah yang telah menjadi murni pergaulannya semata-mata karena Allah dan orang yang mendapatkan kemuliaan khusus dari Allah.
Sebenarnya masih banyak lagi pendapat dan keterangan dari para ahli tasawuf mengenai makna dan definisinya. Dari beberapa pendapat tersebut bila ditarik kesimpulan adalah bahwa tasawuf adalah suatu jalan untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah untuk mencari keridloanNya dengan meninggalkan kepentingan nafsu kediriaanya dan menghapus nafsu tercela dengan bimbingan cahaya-cahaya dan pengetahuan.
Posting Komentar