Khazanah – Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal). Keimanan itu merupakan akidah dan pokok, yang diatasnya berdiri syari'at islam. Kemudian dari pokok tersebut keluarlah cabang-cabangnya. Perbuatan ialah syari'at dan cabang-cabang yang dianggapsebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah itu.
Keimanan dan perbuatan atau dengan kata lain akidah dan syari'at. Keduanya antara satu dengan yang lain sambung-menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu dengan lainnya. Keduanya ibarat buah dengan pohonnya, sebagai musabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya (pendahulunya). Oleh karena adanya hubungan yang amat erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan penyebutannya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al-qur'an Alkarim. Sebagai contoh dapatlah dikemukakan firman-firman Allah Ta'ala:
وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Terjemahan
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah Ayat 25)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Terjemahan
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl Ayat 97)
Pengertian Keimanan Atau Akidah
Pengertian keimanan atau akidah itu tersusun dari 6 perkara yaitu:
1. Ma'rifat kepada Allah, ma'rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma'rifat dengan bukti-bukti wujud atau adaNya serta kenyataan sifat KeagunganNya dalam alam semesta atau di dunia ini.
2. Ma'rifat dengan alam yang ada dibalik alam semsta ini yakni alam yang tidak dapat dilihat (alam ghaib). Demikian pula hal-hal kebaikan yang terkandung didalamnya yakni yang berbentuk malaikat, juga hal-hal jahat yang berbetuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syaitan. Selain itu juga ma'rifat dengan apa yang ada didalam alam yang lain lagi seperti jin dan ruh.
3. Ma'rifat dengan kitab-kitab Allah Ta'ala yang diturunkan olehNya kepada para rasul. Kepentingannya ialah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui antara yang hak dan bathil, yang baik dan jelek, yang halal dan haram, juga antara yang bagus dan buruk.
4. Ma'rifat dengan Nabi-nabi serta Rasul-rasul Allah yang dipilih olehNya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
5. Ma'rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu seperti kebangkitan dari kubur (peristiwa hidup lagi sesudah mati), memperoleh balasan, pahala atau siksa, surga atau neraka.
6. Ma'rifat kepada takdir (qadla' dan qadar) yang diatas landasan itulah berjalannya peraturan segala yang ada di alam semsta ini, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya.
Kesatuan Akidah
Inilah yang merupakan pengertian pokok dalam keimanan, yakni akidah yang untuk menyiarkanya itulah Allah Ta'ala menurunkan kitab-kitab suciNya, mengutus semua rasulNya dan dijadikan sebagai wasiatNya baik untuk golongan awwalin (orang-orang dahulu) dan golongan akhirin (orang-orang belakangan).
Itulah akidah yang merupakan kesatuan yang tidak akan berubah-ubah karena pergantian zaman atau tempat, tidak pula berganti-ganti karena perbedaan golongan atau masyarakat. Allah Ta'ala berfirman:
شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
Terjemahan
Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy-Syura ayat 13)
Jelaslah dari ayat diatas itu bahwa gama yang disyari'atkan oleh Allah kepada kita adalah sebagaimana yang pernah diwasiatkan kepada rasul-rasulNya yang dahulu-dahulu, yakni agama yang merupakan pokok-pokok akidah dan tiang-tiang atau rukun-rukun keimanan. Jadi bukannya cabang-cabangnya agama atau syari'at-syari'atnya yang berupa amalan. Sebabnya ialah karena setiap ummat itu tentu memiliki syari'at amaliah yang sesuai dengan keadaan mereka sendiri, hal ihwal serta jalan fikiran serta kerohanian mereka itu pula. Hal ini terang disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Terjemahan
Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan. (QS. Al-Ma'idah Ayat 48)
Bingung cara berbuat baik? Klik share..!!! Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
sumber: Aqidah islam pola hidup manusia beriman karya Sayid Sabiq
Posting Komentar